Kualitas Guru Jadi Sorotan: Mendikbudristek Sebut Banyak yang Belum S1

isu mengenai kualitas guru di Indonesia kembali menjadi sorotan utama setelah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan data yang menunjukkan bahwa masih banyak tenaga pendidik di Tanah Air yang belum memiliki kualifikasi pendidikan Sarjana (S1). Pernyataan ini disampaikan dalam forum pendidikan virtual yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London pada hari Senin, 5 Mei 2025, dan menarik perhatian berbagai pihak yang peduli terhadap kemajuan pendidikan nasional.

Mendikbudristek menekankan bahwa peningkatan kualitas guru merupakan salah satu prioritas utama pemerintah dalam upaya mentransformasi sistem pendidikan di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa kualifikasi pendidikan yang memadai adalah fondasi penting bagi seorang guru untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, inovatif, dan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten. “Kami sangat concern terhadap kualitas guru di seluruh Indonesia. Data mengenai masih banyaknya guru yang belum S1 menjadi indikator bahwa kita perlu bekerja lebih keras lagi,” ujar Nadiem Makarim dalam forum yang diikuti oleh para akademisi, praktisi pendidikan, dan diaspora Indonesia di Inggris.

Lebih lanjut, Mendikbudristek memaparkan bahwa Kemendikbudristek telah mengidentifikasi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini, termasuk distribusi guru yang tidak merata dan keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi di beberapa wilayah. Beliau juga menyoroti pentingnya program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan bagi guru, baik yang sudah maupun yang belum S1, untuk terus meningkatkan kompetensi mereka sesuai dengan perkembangan zaman dan kurikulum.

Pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas guru, termasuk program beasiswa studi lanjut, pelatihan intensif, dan program sertifikasi guru. Namun, tantangan dalam implementasinya masih cukup besar, terutama dalam menjangkau guru-guru di daerah terpencil dan tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan tinggi, organisasi profesi guru, serta partisipasi aktif dari masyarakat.

Data yang dihimpun oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London per April 2025 menunjukkan bahwa isu kualitas guru juga menjadi perhatian utama para orang tua dan siswa di Indonesia. Banyak pihak berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih konkret dan efektif dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru secara merata di seluruh wilayah. Rencananya, Mendikbudristek akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan organisasi guru dan kepala dinas pendidikan provinsi di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2025 untuk membahas strategi percepatan peningkatan kualitas guru secara nasional. Diharapkan, pertemuan ini akan menghasilkan solusi yang inovatif dan implementatif demi kemajuan pendidikan di Indonesia.