Sekda Klaten: Guru Perlu Adaptif, Jangan Kalah dari Digitalisasi untuk Pendidikan Berkualitas

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Ibu Sri Mulyani, kembali menekankan pentingnya bagi setiap guru untuk bersikap adaptif dan tidak kalah oleh arus digitalisasi yang terus bergerak cepat. Di era di mana informasi dan teknologi menjadi tulang punggung peradaban, peran guru sebagai garda terdepan dalam proses transfer ilmu pengetahuan menjadi sangat krusial. Pesan ini menggarisbawahi perlunya guru untuk menguasai dan memanfaatkan berbagai alat digital demi menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.

Pernyataan tersebut disampaikan Ibu Sri Mulyani dalam sebuah acara diskusi daring yang diikuti oleh para guru di Klaten pada hari Minggu, 19 Mei 2024. Beliau menyoroti bahwa digitalisasi bukanlah ancaman yang perlu ditakuti, melainkan sebuah peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “Setiap guru harus menjadi pembelajar seumur hidup, termasuk dalam hal teknologi,” ujarnya. “Jangan sampai kita sebagai pendidik ketinggalan, apalagi sampai kalah dari digitalisasi.”

Adaptasi terhadap digitalisasi dalam pendidikan mencakup banyak hal. Ini bisa berarti mengintegrasikan platform pembelajaran daring seperti Google Classroom atau Moodle, menggunakan aplikasi interaktif untuk kuis dan tugas, memanfaatkan video edukasi, hingga mempelajari cara membuat konten digital yang menarik. Digitalisasi memungkinkan personalisasi pembelajaran, di mana guru dapat menyesuaikan metode dan materi sesuai dengan kebutuhan individu siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih efisien. Sebagai contoh, penggunaan virtual labs untuk praktikum sains tanpa harus terikat pada peralatan fisik.

Namun, proses adaptasi ini tentu memiliki tantangan tersendiri. Keterbatasan akses terhadap perangkat dan koneksi internet, serta kurangnya pelatihan yang memadai, bisa menjadi penghalang bagi beberapa guru. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Dinas Pendidikan terus berupaya menyediakan fasilitas dan program pelatihan literasi digital secara berkelanjutan. Langkah-langkah seperti penyediaan hotspot Wi-Fi di sekolah dan pelatihan TIK dasar hingga lanjutan menjadi bagian dari komitmen ini.

Sebagai kesimpulan, pesan dari Sekda Klaten agar guru perlu adaptif dan tidak kalah dari digitalisasi adalah sebuah seruan yang relevan untuk masa depan pendidikan. Dengan kesediaan untuk terus belajar dan berinovasi, para guru akan mampu memanfaatkan potensi penuh teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, mempersiapkan siswa menghadapi dunia yang semakin digital.

Kualitas Guru BK Akan Ditingkatkan Kemendikbud, Untuk Apa?

Peningkatan kualitas guru Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi agenda penting Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Langkah strategis ini bukan tanpa alasan. Meningkatkan kualitas guru BK bertujuan untuk mengoptimalkan peran mereka dalam memfasilitasi perkembangan siswa secara utuh, baik dari sisi akademik, sosial, emosional, hingga perencanaan karir di masa depan. Dengan guru BK yang semakin baik, diharapkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa akan semakin efektif dan berdampak positif.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, dalam sebuah acara sosialisasi program pendidikan di Surabaya pada hari Jumat, 25 April 2025, menjelaskan bahwa peningkatan kualitas guru BK adalah investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. “Guru BK memiliki peran krusial dalam mengidentifikasi potensi siswa, membantu mereka mengatasi berbagai tantangan, dan mengarahkan mereka menuju masa depan yang cerah. Oleh karena itu, peningkatan kualitas mereka adalah sebuah keniscayaan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Iwan Syahril memaparkan bahwa upaya peningkatan kualitas guru BK akan dilakukan melalui berbagai cara. Program sertifikasi dan uji kompetensi akan terus diperkuat untuk memastikan bahwa setiap guru BK memiliki standar kualifikasi yang memadai. Selain itu, pelatihan-pelatihan berkelanjutan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang psikologi dan konseling akan secara rutin diselenggarakan. Kemendikbudristek juga akan mendorong pembentukan forum-forum diskusi dan kelompok kerja guru BK di tingkat daerah maupun nasional sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman dan meningkatkan profesionalisme.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikar Ali Imran, menambahkan bahwa peningkatan kualitas guru BK juga bertujuan untuk memperkuat peran mereka sebagai mitra bagi siswa, guru mata pelajaran, dan orang tua. “Guru BK diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara siswa, guru, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik siswa,” ujarnya. Dengan kualitas yang terus ditingkatkan, guru BK diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang maju dan berkeadilan.

Waspada! Pinjol Ilegal Mengintai, Semakin Banyak Pengajar Jadi Korban Jeratan Utang

Pinjaman online (pinjol) ilegal semakin meresahkan dan kini mengincar kalangan pengajar jadi korban praktik rentenir digital ini. Kemudahan pencairan dana yang ditawarkan seringkali menjadi jebakan yang membuat para guru jadi korban utang dengan bunga tinggi dan penagihan yang tidak manusiawi. Fenomena pengajar jadi korban pinjol ilegal ini menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan dan pihak berwenang.

Data terbaru dari berbagai sumber, termasuk laporan dari organisasi profesi guru PGRI wilayah Jawa Tengah yang dirilis pada hari Senin, 12 Mei 2025, menunjukkan peningkatan signifikan kasus pengajar jadi korban pinjol ilegal dalam beberapa bulan terakhir. Faktor ekonomi dan kurangnya pemahaman literasi keuangan seringkali menjadi penyebab utama para pengajar jadi korban tergiur dengan tawaran pinjaman cepat tanpa persyaratan rumit. Namun, kemudahan ini berujung pada masalah finansial yang lebih besar.

Salah satu contoh kasus yang mencuat adalah Ibu Aminah (nama samaran), seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Semarang. Terdesak kebutuhan biaya pendidikan anaknya, ia mencoba meminjam uang melalui aplikasi pinjol ilegal yang diiklankan di media sosial. Awalnya, ia meminjam Rp 3 juta, namun dalam waktu kurang dari satu bulan, utangnya membengkak menjadi lebih dari Rp 18 juta akibat bunga harian yang sangat tinggi dan denda keterlambatan yang mencekik. Ibu Aminah mengaku mendapatkan teror dan intimidasi dari debt collector melalui telepon dan pesan singkat setiap hari.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Bapak Jatmiko, dalam konferensi pers di Semarang pada hari Selasa, 13 Mei 2025, menyatakan keprihatinannya atas banyaknya kasus pengajar jadi korban pinjol ilegal. Pihaknya mengimbau seluruh guru dan tenaga pendidik untuk lebih waspada dan tidak mudah percaya dengan tawaran pinjaman online yang tidak jelas legalitasnya. Dinas Pendidikan juga berjanji akan bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kepolisian, untuk memberikan sosialisasi dan perlindungan hukum bagi para pengajar jadi korban.

Pihak kepolisian melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah juga tengah gencar melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus pinjol ilegal yang meresahkan masyarakat, termasuk para pengajar jadi korban. Beberapa pelaku telah berhasil diamankan dan proses hukum sedang berjalan. Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa legalitas perusahaan pinjol melalui situs resmi OJK sebelum melakukan transaksi pinjaman online. Kewaspadaan dan literasi keuangan yang baik menjadi kunci utama untuk melindungi diri dari jeratan pinjol ilegal.

Coding dan Kecerdasan Buatan Jadi Opsi Pembelajaran di SD-SMP, Guru Diberi Penataran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menawarkan coding dan kecerdasan buatan (AI) sebagai opsi pembelajaran baru bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Inisiatif ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang esensial di era modern. Sebagai persiapan, Kemendikbudristek akan menyelenggarakan program penataran intensif bagi para guru yang tertarik untuk mengimplementasikan opsi pembelajaran ini di sekolah masing-masing.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., dalam sebuah webinar pendidikan yang diikuti oleh ribuan guru pada hari Kamis, 8 Mei 2025, menjelaskan bahwa penawaran coding dan AI sebagai opsi pembelajaran merupakan langkah strategis untuk meningkatkan literasi teknologi dan kemampuan berpikir komputasional siswa sejak dini. “Kami ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi kreator melalui pemahaman coding dan AI,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Nunuk Suryani menambahkan bahwa opsi pembelajaran ini akan bersifat fleksibel dan dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada atau ditawarkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Materi pembelajaran akan dirancang secara menarik dan disesuaikan dengan usia serta tingkat pemahaman siswa SD dan SMP. Fokus utama adalah pada pengembangan logika, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah melalui coding dan pemanfaatan konsep-konsep dasar AI.

Untuk mendukung implementasi opsi pembelajaran ini, Kemendikbudristek telah menyiapkan serangkaian program penataran bagi guru. Penataran perdana akan dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 17 Mei 2025, di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) wilayah Jawa Tengah. Para guru akan mendapatkan materi tentang dasar-dasar coding dengan platform yang visual dan interaktif, pengenalan konsep AI yang relevan untuk siswa, serta metode pengajaran yang efektif dan menyenangkan. Narasumber dalam penataran ini adalah para ahli di bidang coding dan AI dari berbagai universitas dan komunitas teknologi. Diharapkan, melalui penataran ini, para guru akan memiliki bekal yang cukup untuk menawarkan coding dan AI sebagai opsi pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi siswa SD dan SMP.

Benyamin Pilar Janji Meninggikan Standar Guru Honorer Lewat Proyek

Upaya untuk terus meninggikan standar guru, khususnya bagi para tenaga honorer, kembali menjadi fokus perhatian. Tokoh pendidikan, Benyamin Pilar, baru-baru ini mendeklarasikan komitmennya untuk secara signifikan meninggikan standar guru honorer melalui serangkaian proyek terencana. Inisiatif ini disampaikan dalam acara silaturahmi dengan perwakilan guru honorer se-Jawa Barat yang diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, pada hari Minggu, 18 Mei 2025.

Benyamin Pilar menegaskan bahwa meninggikan standar guru honorer adalah langkah krusial dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan. Beliau memahami betul dedikasi dan pengorbanan para guru honorer yang telah berkontribusi besar dalam mencerdaskan anak bangsa, seringkali dengan fasilitas dan dukungan yang terbatas. Oleh karena itu, proyek yang dirancangnya bertujuan untuk memberikan dukungan yang konkret dan terukur.

Salah satu proyek utama dalam inisiatif meninggikan standar guru honorer ini adalah program sertifikasi kompetensi lanjutan. Program ini akan memberikan kesempatan bagi guru honorer yang telah memiliki sertifikasi dasar untuk meningkatkan kompetensi mereka ke level yang lebih tinggi melalui pelatihan spesialisasi di berbagai bidang studi. Pendaftaran untuk program ini akan dibuka mulai tanggal 1 Juli 2025 secara daring melalui platform resmi yang akan disediakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Selain sertifikasi lanjutan, proyek ini juga mencakup pembentukan pusat-pusat pengembangan guru honorer di setiap kabupaten/kota. Pusat-pusat ini akan berfungsi sebagai wadah untuk pelatihan berkelanjutan, diskusi kelompok, serta penyediaan sumber daya belajar yang relevan dan terkini. Kegiatan perdana di pusat-pusat pengembangan guru ini dijadwalkan akan dimulai pada minggu kedua bulan Agustus 2025.

Lebih lanjut, Benyamin Pilar juga menyoroti pentingnya memberikan pengakuan dan apresiasi yang lebih besar terhadap kinerja guru honorer yang berhasil meninggikan standar diri mereka. Ia berencana untuk mengadvokasi adanya sistem penghargaan yang transparan dan adil, serta peluang karir yang lebih jelas bagi guru honorer yang menunjukkan dedikasi dan peningkatan kompetensi yang signifikan. Ia juga akan mengupayakan adanya kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk memberikan program studi lanjutan dengan biaya terjangkau bagi guru honorer. Dengan implementasi proyek yang terstruktur dan berkelanjutan ini, diharapkan standar guru honorer di seluruh wilayah dapat meningkat secara signifikan, memberikan dampak positif yang besar bagi kualitas pendidikan di masa depan.

Terobosan Penempatan Guru PPPK Swasta: Secercah Harapan di Tahun Depan?

Kabar mengenai potensi terobosan dalam penempatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari sekolah swasta mulai berhembus kencang. Wacana yang diharapkan menjadi solusi atas penempatan yang tertunda ini memberikan secercah harapan bagi ribuan pendidik yang telah lulus seleksi namun belum mendapatkan kepastian tugas. Jika terealisasi, kebijakan ini diprediksi akan menjadi angin segar bagi penempatan guru PPPK swasta yang telah lama menanti.

Salah satu poin utama dalam terobosan penempatan guru ini adalah kemungkinan para guru PPPK swasta untuk ditempatkan dan mengajar di sekolah swasta dengan mekanisme khusus yang sedang digodok oleh pemerintah. Opsi ini muncul sebagai respons atas keterbatasan formasi di sekolah negeri yang menjadi kendala utama dalam proses penempatan selama ini. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam sebuah diskusi daring pada hari Selasa, 6 Mei 2025, sempat menyinggung potensi kebijakan ini sebagai salah satu solusi alternatif.

Meskipun detail mekanisme guru PPPK swasta di sekolah swasta masih dalam tahap finalisasi, beberapa sumber internal Kemendikbudristek mengindikasikan bahwa skema ini akan melibatkan perjanjian kerja antara guru PPPK dengan sekolah swasta, namun tetap dengan status kepegawaian sebagai ASN PPPK. Pemerintah diharapkan akan mengatur mekanisme penggajian dan hak-hak lain para guru tersebut. Langkah ini dianggap sebagai win-win solution, di mana guru mendapatkan kepastian tugas dan sekolah swasta terbantu dengan ketersediaan tenaga pendidik berstatus ASN.

Implementasi terobosan guru ini diharapkan dapat dimulai pada tahun 2026. Pemerintah saat ini tengah melakukan pemetaan kebutuhan guru di sekolah swasta dan menyusun regulasi yang jelas untuk mengakomodasi kebijakan ini. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bapak Bima Haria Wibisana, dalam konferensi pers di kantor BKN, Jakarta, pada hari Jumat, 9 Mei 2025, menyatakan bahwa BKN siap mendukung implementasi kebijakan ini dari sisi administrasi kepegawaian.

Tentu saja, implementasi kebijakan penempatan guru PPPK swasta di sekolah swasta ini memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak sekolah swasta. Sosialisasi yang efektif dan transparan juga menjadi kunci keberhasilan agar kebijakan ini dapat diterima dan diimplementasikan dengan baik di lapangan. Jika terobosan ini berjalan sesuai rencana, diharapkan tidak ada lagi penempatan guru PPPK yang tertunda terlalu lama, dan para pendidik dapat segera berkontribusi secara optimal dalam dunia pendidikan Indonesia.

Selain Gaji, Guru ASN dan Honorer Juga Akan Dapat Kenaikan!

Bukan hanya kenaikan gaji pokok, kabar menggembirakan datang bagi seluruh guru di Indonesia, baik yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun honorer. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan bahwa akan ada tambahan penghasilan yang signifikan bagi para pendidik di tahun 2025 ini. Kebijakan kenaikan gaji dan tambahan penghasilan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para pahlawan pendidikan.

Pengumuman mengenai kenaikan gaji dan tambahan penghasilan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Ibu Anita Sari, dalam sebuah forum diskusi pendidikan yang diselenggarakan di Bandung pada hari Selasa, 13 Mei 2025, pukul 10.00 WIB. Beliau menjelaskan bahwa pemerintah menyadari betul peran krusial guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan guru menjadi salah satu prioritas utama.

“Tidak hanya gaji pokok yang mengalami penyesuaian, tetapi kami juga menyiapkan skema tambahan penghasilan bagi seluruh guru, baik ASN maupun honorer,” ungkap Ibu Anita Sari. Beliau menambahkan bahwa skema naiknya gaji guru dan tambahan penghasilan ini dirancang untuk memberikanMotivasi dan apresiasi yang lebih baik kepada para guru atas dedikasi mereka.

Meskipun rincian detail mengenai persentase kenaikan gaji pokok dan besaran tambahan penghasilan masih dalam tahap finalisasi, Ibu Anita Sari memastikan bahwa kebijakan ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kondisi finansial para guru. Pemerintah berharap, dengan adanya kenaikan gaji dan tambahan penghasilan ini, para guru dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas mendidik tanpa harus terlalu terbebani masalah ekonomi.

Lebih lanjut, Kemendikbudristek akan segera menerbitkan peraturan teknis yang mengatur mekanisme dan besaran kenaikan gaji serta tambahan penghasilan ini. Para guru diimbau untuk terus memantau informasi resmi dari Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan setempat. Pemerintah berharap, kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Kenaikan ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik dalam mewujudkan guru yang lebih sejahtera dan profesional.

Gus Ipul Ungkap Progres Sekolah Rakyat, Gunakan Tenaga Guru ASN

Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan progres terkini dari program Sekolah Rakyat di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa program ini akan memanfaatkan tenaga guru dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memastikan kualitas pendidikan yang diberikan. Penjelasan ini disampaikan dalam sebuah acara diskusi publik tentang pendidikan di Surabaya, pada hari Senin, 12 Mei 2025.

Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat di Jawa Timur akan berfokus pada penyediaan pendidikan alternatif bagi anak-anak yang belum terlayani oleh sistem pendidikan formal. “Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Jawa Timur memiliki kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pemanfaatan guru ASN adalah salah satu upaya untuk menjaga standar kualitas pengajaran di Sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, S.T., M.T., juga memberikan penjelasan lebih detail mengenai progres program ini. Ia menyatakan bahwa timnya telah melakukan pemetaan wilayah sasaran dan menyiapkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan anak-anak di Sekolah. “Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial dan pemerintah kabupaten/kota, untuk memastikan implementasi program ini berjalan lancar,” kata Wahid.

Proses seleksi guru ASN yang akan mengajar di Sekolah Rakyat telah dimulai sejak awal Mei 2025. Wahid menjelaskan bahwa para guru yang terpilih adalah mereka yang memiliki dedikasi tinggi, pengalaman mengajar yang memadai, dan pemahaman tentang metode pengajaran yang fleksibel. Mereka akan diberikan pelatihan khusus untuk mempersiapkan mereka dalam mengajar di lingkungan Sekolah Rakyat.

Gus Ipul menambahkan bahwa Sekolah Rakyat di Jawa Timur akan berlokasi di berbagai komunitas dan wilayah yang membutuhkan, dengan memanfaatkan fasilitas umum yang ada atau bangunan sederhana yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam mendukung program ini. “Kami berharap, dengan dukungan dari semua pihak, Sekolah Rakyat dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses pendidikan di Jawa Timur,” ujarnya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan bahwa program ini akan mulai beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2025.

Sertifikasi Tambahan Guru Honorer Kesejahteraan Atau Angan-angan Belaka?

Wacana mengenai sertifikasi tambahan bagi guru honorer kesejahteraan memunculkan harapan besar di kalangan pendidik non-ASN. Setelah bertahun-tahun mengabdi dengan berbagai keterbatasan, potensi peningkatan kesejahteraan melalui skema sertifikasi tambahan ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Namun, pertanyaan krusial yang muncul adalah: apakah ini benar-benar akan mewujudkan guru honorer kesejahteraan ataukah hanya sekadar angan-angan belaka?

Saat ini, berdasarkan data dari Persatuan Guru Honorer Seluruh Indonesia (PGHSI) yang dirilis di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2025, masih banyak guru honorer yang berjuang dengan pendapatan di bawah standar kelayakan hidup. Beban kerja yang sama dengan guru ASN seringkali tidak sebanding dengan perlakuanyang diterima. Oleh karena itu, setiap wacana yang menjanjikan perbaikan kesejahteraan selalu disambut dengan antusias.

Namun, pengalaman masa lalu mengajarkan untuk tidak terlalu cepat berharap. Janji-janji peningkatan kesejahteraan guru honorer seringkali terbentur pada masalah anggaran dan implementasi kebijakan yang tidak efektif. Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ibu Dewi Lestari, dalam sebuah forum diskusi di Bandung pada hari Jumat, 13 Juni 2025, menyampaikan bahwa realisasi sertifikasi tambahan memerlukan kajian mendalam terkait kemampuan fiskal daerah dan mekanisme penyalurannya yang tepat sasaran.

Lebih lanjut, anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Bapak Ridwan Hakim, dalam sesi wawancara pada tanggal 17 Juni 2025, menekankan pentingnya transparansi dan kejelasan informasi terkait skema sertifikasi tambahan ini. Beliau mengingatkan agar pemerintah tidak memberikan harapan palsu kepada para guru honorer. Kejelasan mengenai kriteria penerima, besaran tunjangan, dan waktu pelaksanaan sangat dibutuhkan untuk menghindari kekecewaan di kemudian hari.

Oleh karena itu, meskipun wacana sertifikasi tambahan membawa angin segar, para guru honorer kesejahteraan tetap menanti bukti nyata. Mereka berharap inisiatif ini tidak hanya menjadi angan-angan belaka, tetapi benar-benar terwujud dalam kebijakan yang konkret dan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup mereka. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa pengabdian para guru honorer dihargai dengan待遇 yang layak, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam mendidik generasi penerus bangsa tanpa harus terus dihantui masalah ekonomi. Realisasi sertifikasi tambahan yang tepat sasaran diharapkan menjadi langkah nyata menuju guru honorer kesejahteraan yang selama ini diidam-idamkan.